Selasa, 05 April 2011

Ada Apa Dengan Papan Tulisnya, Mas?

Soal hukuman. Pesantren adalah tempat hukuman super kreatif dan aneh. Salah satunya yang diaalami Nawa. Santri berkulit gelap yang masih tingkat 2.


Hari rabu, seperti biasa ada pengajian rutin di Pesantren. Jadi pondok akan sangat ramai sekali. Makanya bersedihlah yang mendapat hukuman pada hari ini karena rasa malunya bertumpuk akibat disaksikan ratusan pasang mata, mulai dari anak-anak, remaja hingga orang tua.


Nawa. Bangunnya agak kesiangan. Walaupun hanya 'agak' tapi itu sudah cukup membuatnya berada di urutan paling belakang antrian mandi. Akibatnya terlambatlah ia masuk ke kelas Jurumiyah pagi itu. Padahal yang mengajar adalah ustadz kawakan bekas ketua keamanan pondok yang tentunya super tugas dan tak tolerir waktu...


Akhirnya ia tak bisa lari dan akan tetap menerima hukuman.

"Geh pun, langsung saja berdiri di sana", Ustadznya memerintah, kemudian menambahkan, "Posisi siap, menghadap papan tulis... jarak mata gak boleh lebih dari 30 cm..."


Pemandangan itu awalnya tampak biasa saja, seperti seorang santri yang maju untuk mengerjakan tugas menulis di papan tulis. Tapi jika diperhatikan, dengan jarak sedekat itu dan dengan posisi siap... apalagi selama hampir setengah jam papan tulis tetap kosong... akhirnya banyak timbul tawa dari santri ataupun para hadirin pengajian... dan beberapa yang gak sadar akan timbul pertanyaan...



"Ada apa dengan papan tulisnya Mas?"


Ditambah Nawa yang terus berkedip karena mungkin pegel harus menatap warna hitam itu terus dalam jarak tak lebih dari 30 cm..... welehhhh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar